Rasul Paulus menulis: “Sekalipun
aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai
karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki
seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk
memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu
yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.” (1
Kor 13:1-3)
Kesimpulan dari ayat-ayat di atas ini adalah :
- Kasih itu melebihi kemampuan berbahasa.
- Kasih itu melebihi karunia bernubuat.
- Kasih itu melebihi karunia pengetahuan.
- Kasih itu melebihi karunia iman.
- Kasih itu melebihi perbuatan baik.
- Kasih itu melebihi pengorbanan
Hidup dalam kasih-Nya dan menikmati
kasih-Nya merupakan suatu hal yang sungguh tak ternilai. Kasih-Nya
bagaikan air yang mengalir dengan tiada berhenti.
Ini adalah cara Allah menggambarkan
kasih. Ekspresi yang paling utama dari kasih Allah dikomunikasikan
kepada kita dalam Yohanes 3:16 dan Roma 5:8. ”Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). “Akan
tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).
Kasih (Allah) tidak memaksakan diri pada
orang lain. Orang-orang yang datang kepadaNya, datang kepadaNya sebagai
respons terhadap kasihNya. Kasih (Allah) menyatakan kemurahan pada
semua orang. Kasih (Yesus) berbuat baik kepada semua orang tanpa
memandang bulu. Kasih (Yesus) tidak cemburu pada apa yang orang lain
miliki, hidup sederhana tanpa mengeluh. Kasih (Yesus) tidak
membesar-besarkan diri sekalipun Dia dapat mengalahkan semua orang lain.
Kasih (Allah) tidak menuntut ketaatan. Allah tidak menuntut ketaatan
dari sang Anak, namun sang Anak secara sukarela menaati BapaNya di
surga. ”Dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan
segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku” (Yohanes
14:31). Kasih (Yesus) selalu memperhatikan kepentingan orang lain.
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi , sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.” (1 Yohanes 4 : 7)
sumber : HM Ministry
0 comments:
Posting Komentar
Your Comment is So Valuable for Me
Komentar anda begitu berharga bagi saya ^^