Rabu, 27 Juli 2011

Menemukan Wilayah Kehidupan (1)

Oleh:
(Joshua Guana Tanjung)

menemukan wil 1a

Bagaikan seekor burung yang menemukan takdir nya ketika ia terbang ke langit dan seekor ikan ketika ia berenang mengarungi samudra raya. Demikian halnya kehidupan sejati dialami oleh mereka yang menemukan wilayah kehidupannya serta bersedia menjadi instrument dalam orchestra kehidupan yang mengalunkan simfoni bagi Sang Raja. (Joshua Guana Tandjung)

Hukum Tripot yang Pertama



Dalam keseharian, kita mengenal model penyangga yang ditopang oleh tiga kaki atau yang kita kenal dengan sebutan tripot. Model penyangga tersebut banyak digunakan untuk penyangga kamera atau video dan juga alat-alat lainnya, karena ia dapat menyesuaikan diri dengan pelbagai medan termasuk bentuk tanah yang tidak rata. Keunikannya, kita tidak dapat menggunakan dua dari tiga penyangga ataupun satu dari tiga, ketiganya mutlak bekerja secara bersamaan.
Kristus ketika Ia menjawab pertanyaan para ahli Taurat, menyatakan bahwa seluruh hukum taurat dan kitab-kitab yang ditulis oleh para Nabi dapat disarikan dalam perintah utama dan kedua.


"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:36-40)


Apabila kita perhatikan, kedua hukum tersebut, adalah sebuah hubungan kasih tiga dimensi, yang pertama adalah hubungan kasih antara saya dengan TUHAN, yang kedua adalah hubungan kasih antara saya dengan sesama dan yang ketiga adalah hubungan kasih, antara saya dengan diri saya sendiri.
Ketiga dimensi hubungan kasih tersebut, bagaikan penyangga tiga kaki, ketiganya harus bekerja bersama-sama.
Apabila seseorang ingin mengasihi Tuhan, maka ia harus bersedia mengasihi sesamanya atau orang orang yang Tuhan hadirkan dalam hidupnya.


Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. (1 Yohanes 4:20-21)


Demikian pula seorang tidak dapat mengasihi orang lain, apabila ia tidak dapat menerima dirinya sendiri.
Sungguh benar apa yang dikatakan sebuah kata bijak – Life is all about relationship – hidup adalah sebuah hubungan, tanpa adanya hubungan kasih maka tidak pernah ada kehidupan yang sejati
Hukum Tripot yang kedua

Ketika Musa mengalami perjumpaan muka demi muka dengan TUHAN, ia mengajukan sebuah permohonan yang merupakan kunci untuk ia tetap bersama TUHAN dan mendapat kasih karunia-Nya.

Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu." (Keluaran 33:13)

Musa memohon agar ia memahami jalan-jalanNya, sebab hanya ketika ia hidup dan berjalan dalam jalan-jalanNya, ia akan menemukan dirinya dan TUHAN.
Bangsa Israel, sekalipun mereka melihat perbuatan-Nya namun mereka gagal mengenal TUHAN sebab mereka tidak mengenal jalan-jalanNya, namun Musa mengenal-Nya.

Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku."
(Mazmur 95:10)

Berjalan dalam jalan-jalanNya artinya hidup dalam wilayah kehidupan yang telah TUHAN tetapkan. Ketika Adam berdosa, mereka tidak kehilangan sebuah ritual agama, melainkan mereka kehilangan sebuah hubungan, mereka kehilangan tiga pilar kehidupan, mereka kehilangan TUHAN, ditandai dengan putusnya hubungan antara manusia dengan Sang khalik. Yang ditandai dengan kehadiran kuasa maut yang memisahkan manusia dengan TUHAN,
Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. (Roma 5:14)

Sekaligus mereka kehilangan keberadaan dan diri mereka sebagai makhluk illahi yang dipenuhi kemuliaan-Nya
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(Roma 3:23)

Pilar ketiga yang hilang adalah manusia kehilangan habitatnya, mereka harus terusir dari tempat yang sebelumnya mereka tinggal dan menikmati kemakmuran dan diri mereka.

Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. (Kejadian 3:23)

Ada tripot kehidupan yang kedua yang harus disadari adalah hubungan saya dengan TUHAN, hubungan saya dengan wilayah kehidupan dan hubungan saya dengan diri saya.
menemukan wil 1b
Kisah kehidupan Musa adalah sebuah contoh seorang yang menemukan kehidupan sejati.
Dari kacamata skeptis, akan dikatakan kehidupan yang gagal !
Ia telah melepaskan kesempatan menjadi pangeran di negara adi daya saat itu - Mesir, memilih menjadi pemimpin bangsa budak keluar dari Mesir dan melewati padang gurun. Namun apa hasilnya ?
Ternyata ia sendiri gagal memasuki tanah perjanjian. Lalu apakah keberhasilan Musa ?
Ia telah menggenapi seluruh rencana TUHAN dalam hidupnya, ia telah menemukan dirinya yang sejati, ia telah menjadi dan dikenang sebagai man of God atau hamba-Nya bukan sebagai pangeran Mesir.
Ia telah memilih untuk bersama sama umat TUHAN daripada hidup dalam dosa di istana Mesir.
karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. (Ibrani 11:25)

Kehidupan sejati adalah berjalan bersama TUHAN, untuk kita harus bersedia berada di wilayah kehidupan yang TUHAN tetapkan kepada kita.
Banyak orang ingin berjalan bersama TUHAN namun ia memilih untuk tinggal di tempat yang tidak TUHAN kehendaki, disana ia kehilangan hadiratNya.
Sama halnya ketika seseorang tidak bersedia mengasihi sesamanya, iapun tidak menemukan TUHAN sekalipun ditengah kegiatan dan aktifitas rohani.
Menemukan dan tinggal serta bergerak dalam wilayah kehidupan merupakan pilar kehidupan yang membawa seorang berjalan bersama TUHAN dan menemukan dirinya.

(bersambung)

0 comments:

Posting Komentar

Your Comment is So Valuable for Me
Komentar anda begitu berharga bagi saya ^^

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Plipeo